Internet hadir di Indonesia di tahun 2000-an dan makin populer penggunaannya pada dekade berikutnya. Kemudahan dan kecepatan perputaran informasi yang dibawanya membawa perubahan ke dalam kegiatan ekonomi. Seiring munculnya banyak perusahaan baru di bidang teknologi digital, atau yang biasa kita sebut start-up, istilah transformasi digital menjadi sering digembar-gemborkan. Banyak perusahaan berusaha untuk menyesuaikan langkah mereka dengan perkembangan bisnis di era digital. Seolah jika mereka tidak segera bertransformasi, mereka akan tertinggal.
Apa yang Mendorong Transformasi Digital Menjadi Penting Bagi Bisnis Anda?
Namun demikian, kebutuhan untuk bertransformasi secara digital tidak hanya berlandaskan ketakutan akan ketertinggalan. Apa yang mendorong transformasi digital berlandaskan pada analisis internal dan lingkungan di sekitar bisnis yang tengah berjalan. Melihat bagaimana ekonomi digital berkembang saat ini, transformasi adalah hal yang perlu. Berikut ini adalah alasan-alasan pendorongnya.
- Lingkungan bisnis yang dinamis akibat perkembangan teknologi
Inovasi teknologi digital terus terjadi. Ini didorong oleh tren industri digital yang semakin mengutamakan kebutuhan konsumen dalam perspektif bisnisnya. Produksi tidak berfokus pada barang kebutuhan massal, melainkan market atau pasar yang spesifik. Akhirnya aspek informasi menjadi sangat penting, yang akhirnya mendorong diciptakannya beragam teknologi digital yang dapat mempermudah proses pengumpulan dan analisis data. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam bisnis pun akhirnya ikut berubah dengan cepat.
Penambangan data akan sangat sulit dilakukan secara manual tanpa bantuan teknologi. Padahal pengambilan keputusan dalam menjalankan bisnis harus dilakukan dengan cepat untuk merespon perubahan, khususnya di kondisi pasar. Dalam lingkungan bisnis yang semakin dinamis, tujuan transformasi digital adalah mempermudah proses dijalankannya sebuah bisnis agar mampu merespon perubahan-perubahan tersebut.
- Perubahan perilaku konsumen
Kemajuan teknologi, khususnya teknologi selular, berpengaruh langsung terhadap perubahan pola perilaku konsumen. Sebelum telepon genggam populer, transaksi dilakukan dengan bertemu langsung. Namun setelahnya, transaksi dapat dilakukan melalui telepon dengan didukung oleh fasilitas perbankan yang lebih mudah diakses. Berikutnya ketika internet kemudian diintegrasikan dengan telepon genggam (menjadi smartphone), proses transaksional tersebut menjadi jauh lebih cepat dan ringkas. Informasi barang hingga transaksi keuangan bisa dilakukan dengan menggunakan satu alat dan tanpa kebutuhan untuk perpindahan tempat. Transaksi apapun bisa dilakukan sambil konsumen rebahan.
Perubahan pola perilaku konsumen ini menjadi krusial dalam pengembangan bisnis. Toko-toko fisik tidak akan mampu menyaingi penjualan e-commerce. Produk jasa yang mengharuskan pelanggan untuk bolak-balik dari satu tempat ke tempat lain demi mengakses layanan akan langsung ditinggalkan ketika tersedia pelayanan satu pintu yang bisa diakses melalui alat komunikasi dalam genggaman. Bisnis yang tidak mampu melayani kebutuhan konsumen secara individu akan tergantikan oleh yang lebih client oriented.
- Kebutuhan atas efisiensi
Di sisi lain, sebenanrnya bisnis juga membutuhkan efisiensi. Salah satu cara meningkatkan profit adalah mengurangi biaya operasional. Biaya operasional biasanya membengkak akibat kegiatan produksi dan distribusi produk/layanan yang dilakukan secara manual. Karenanya otomasi adalah salah satu cara dalam transformasi digital yang dilakukan demi mengejar efisiensi.
Terlebih, dengan perspektif bisnis yang makin consumer oriented, bisnis harus lebih adaptif dalam menjawab kebutuhan. Keterlibatan banyak SDM dalam pola prosedural yang bertele-tele dan eksekusi yang mengandalkan cara-cara manual tidak mendukung tercapainya fleksibilitas ini. Adaptasi teknologi dalam bisnis dapat meringkas proses-proses panjang di balik sampainya produk dan layanan ke tangan konsumen. Selain itu, meningkatkan daya saing.
- Kompetisi bisnis yang semakin ketat
Teknologi meruntuhkan entry barrier bagi hampir semua bidang usaha atau bisnis. Orang tidak perlu memiliki toko fisik untuk berjualan, tidak perlu memiliki banyak karyawan untuk menjalankan operasional, tidak perlu mengeluarkan biaya terlalu tinggi untuk iklan, dan bahkan tidak perlu memiliki produk atau layanan yang diproduksi sendiri. Akhirnya, bisnis yang bergerak di bidang yang sama dengan target pasar yang sama jumlahnya semakin banyak.
Transformasi digital memang tidak menjamin sepenuhnya produk atau layanan Anda akan mendatangkan lebih banyak konsumen. Hal tersebut tergantung pada bagaimana Anda memanfaatkan transformasi digital melalui strategi bisnis yang tepat. Namun, transformasi digital akan membuka peluang bagi bisnis Anda. Peluang yang sebelumnya tidak Anda miliki ketika belum melakukan transformasi.
Dalam tren bisnis saat ini, mengakuisisi konsumen atau mendapatkan pasar lebih utama dari kegiatan produksi. Artinya, kegiatan pemasaran menjadi aspek prioritas tertinggi. Bagaimana bisnis Anda bisa menarik perhatian konsumen di tengah banyaknya bisnis yang menyediakan produk/layanan yang mirip? Hal ini juga yang mendorong berkembangnya bisnis digital marketing consultant di Indonesia. Digital marketing consultant bisa membantu bisnis Anda untuk menyusun strategi pemasaran yang tepat di era ekonomi digital saat ini.